APA ITU SOMBONG DAN KAPAN SESEORANG DIKATAKAN SOMBONG

Assyaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Sombong, telah ditafsirkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa salam yaitu:

بَطَرُ الحَقِّ وَ غَمْطُ النَّاسِ

Artinya:
“Menolak kebenaran dan merendahkan manusia”

Makna menolak kebenaran adalah seperti dia mengucapkan suatu ucapan kemudian dikatakan kepadanya:

Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa salam berkata demikian dan demikian yakni menyelisihi ucapan orang ini”

Namun dia menolak ucapan Nabi shallallahu alaihi wa salam, maka ucapan dia ini terjatuh dalam kesombongan,

Ini adalah termasuk dari jenis kesombongan yang paling besar, dikarenakan dia menolak ucapan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam,

Demikian pula jika dikatakan kepadanya:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman demikian dan demikian”

Menyelisihi pendapatnya, dia terus menerus diatas pendapatnya (yang menyelisihi firman Allah tersebut), ini adalah sombong dan jenis kesombongan yang paling besar dikarenakan dia menolak ucapan Allah tabaraka wata’ala,

Demikian pula apabila seseorang bersungguh-sungguh dalam (membahas) suatu hukum dari hukum-hukum (suatu permasalahan), maka kemudian dia diajak diskusi tentang hukum tersebut, maka jelas bahwa yang benar adalah menyelisihi pendapatnya, namun dia tetap terus menerus diatas pendapatnya, maka ini juga termasuk sombong.

Yang kedua adalah:

“Merendahkan orang lain”

Dia tidak memandang manusia sedikitpun, dan menganggap dirinya diatas mereka,

Tandanya adalah:
“Memalingkan pipinya dari manusia”

“Berjalan dimuka bumi dengan angkuh”

“Dia membayangkan
(dalam bentuk permisalan) bahwa dirinya berada di puncak gunung manusia lainnya berada di dasar sumur”

ini termasuk dari kesombongan,

Maka tatkala para sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bahwa ada seseorang yang menyukai baju dan sandal bagus, maka Nabi shallallahu alaihi wa salam menjawab:

“sesungguhnya Allah itu indah menyenangi keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”

Atas dasar ini ketika seseorang memperindah pakaiannya, kendaraannya atau sandalnya, maka ini tidak termasuk sombong sedikitpun, kecuali jika disertai dengan sifat yang diisyaratkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa salam yaitu:

” merendahkan manusia”

Dia merendahkan orang-orang yang tidak memakai baju sepertinya, dia merendahkan orang-orang miskin dan yang semisalnya, maka ini sombong.

Sumber:
http://binothaimeen.net/content/10017

Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu ‘Umar غفرالرحمن له.

Sumber :

https://t.me/alfudhail/1607