Asy-Syaikh ‘Abdullah azh-Zhafiri hafizhahullah berkata:
“Apabila engkau melihat pada dirimu wahai hamba Allah, ternyata telah berubah keadaanmu pada bulan ramadhan dan setelah ramadhan (menjadi lebih baik) daripada keadaanmu sebelumnya yaitu sebelum datangnya ramadhan, maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh buah ini. Kemudian jika tadinya engkau seorang yang lalai dalam menunaikan kewajiban dan fardhu-fardhu lalu berubah keadaanmu di bulan ramadhan maka ketahuilah bahwasannya engkau telah memperoleh ketakwaan yang hal itu adalah buahnya puasa.
Apabila engkau melihat pada dirimu sebelum ramadhan melakukan sebagian kemaksiatan dan kemungkaran dan keadaanmu berubah setelah ramadhan (menjadi lebih baik) maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh bonus ramadhan, bonus puasa yaitu ketakwaan, yang jika didapati dihati seorang hamba, maka akan menjadi pendorong baginya mengerjakan ketakwaan dan meninggalkan larangan dan kemaksiatan-kemaksiatan.
Adapun jika keadaanmu di bulan ramadhan dan setelah ramadhan sebagaimana keadaanmu sebelum ramadhan maka ketahuilah bahwa puasamu semata-mata hanyalah menahan dari makan dan minum saja, dan ini merupakan musibah, ini adalah musibah yang seseorang pantas menangisi keadaannya bahwasanya telah datang ramadhan dan telah pergi pula ramadhan namun dia tidak memperoleh buah ramadhan dan bonus ramadhan.”
Sumber : https://t.me/hikmahsalafiyyah/4212