DI ANTARA KEUTAMAAN SEDEKAH

Di antara keutamaan Allah subhanahu wa ta’ala atas hamba-Nya yang bersedekah, Dia memerintah malaikat untuk mendoakan kebaikan atas mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا؛ وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidaklah suatu hari ketika hamba-hamba Allah masuk di pagi hari, melainkan selalu turun dua malaikat. Salah satu dari keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi mereka yang berinfak.’ Adapun malaikat kedua dia berdoa, ‘Ya Allah, berilah kebinasaan bagi mereka yang menahan sedekah’.” (HR. al-Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010 dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Allah subhanahu wa ta’ala pun mengganti dan menambah harta mereka, sebagaimana Dia telah berjanji,

وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَيۡءٍ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۥۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba: 39)

Sedekah yang dikeluarkan tidaklah hilang. Bahkan, apa yang diinfakkan, itulah harta yang sesungguhnya. Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha menuturkan,

أَنَّهُمْ ذَبَحُوا شَاةً فَقَالَ النَّبِيُّ : مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ: مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَتِفُهَا. قَالَ: بَقِيَ كُلُّهَا إِلَّا كَتِفُهَا

(Suatu saat keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) menyembelih seekor kambing. (Setelah disedekahkan) Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Adakah yang tersisa darinya?” Aisyah berkata, “Tidak ada yang tersisa kecuali bahunya.” Rasul pun menimpali, “(Justru) semuanya masih utuh (tersimpan), kecuali bahu (yang belum disedekahkan).” (HR. at-Tirmidzi dalam as-Sunan no. 2470)

Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada istrinya yang paling dicintai demikian tegas, bahwa apa yang disedekahkan tidaklah musnah. Bahkan, itulah yang sesungguhnya kekal di sisi Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٍۗ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl: 96)

Demikian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendidik istri dan sahabatnya sampai hakikat ini tertanam dalam dada. Jadi, kita tidak heran ketika mereka menginfakkan separuh hartanya, sebagian atau bahkan seluruh hartanya di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana yang dilakukan Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu anhu.

Mereka yakin bahwa apa yang disisi Allah subhanahu wa ta’ala itulah yang kekal. Mereka yakin pula Allah subhanahu wa ta’ala akan mengganti apa yang dikeluarkan dengan ganti yang berlipat dan lebih baik.

Simak selengkapnya: https://asysyariah.com/allah-musnahkan-riba-dan-suburkan-sedekah/