IBUMU, IBUMU, IBUMU

Dibalik kesuksesan seseorang, tak bisa dilepaskan dari peran seorang ibu. Ketulusan hati seorang ibu untuk menjaga, memelihara, merawat dan membesarkan anaknya, sungguh tiada akan bisa terbalaskan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya seorang sahabat perihal orang yang paling berhak mendapat bakti seorang anak, beliau shallallahu alaihi wa sallam menyatakan, “Ibumu, ibumu, dan ibumu”.

Kata “ibumu” terus diulang hingga tiga kali penyebutan. Kata “ibumu” terus meluncur dari lisan beliau yang mulia. Kata “ibumu” menjadi penegas betapa seorang ibu sangat pantas mendapat perlakuan sebaik-baiknya.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ.
قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ.
( رواه البخاري ومسلم)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” “Ibumu.” “Lantas siapa lagi?” “Ibumu” “Kemudian siapa lagi?” “Ayahmu.” 

HR. Al-Bukhari dan Muslim

Allah Ta’ala pun mengingatkan kepada segenap manusia untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tuanya. Allah Subhanahu memerintahkan untuk berbakti kepada keduanya,

وَوَصَّيْنَا الْأِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.”

Surah Luqman: 14

Ya, Allah karuniailah kami anak-anak yang saleh…

ditulis oleh: al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah

https://t.me/fawaidsolo/20569