Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
ينبغي للرَّجل أن يُكره ولده على العلم فإنَّه مسؤول عنه
Semestinya bagi seseorang untuk memaksa anaknya mempelajari ilmu agama. Karena dia akan ditanya tentang itu (di hari kiamat kelak).
Sumber : Siyar A’lamin Nubala’ 7/273
https://t.me/PustakaAlMubarak/259
“Menyekolahkan anak di pondok pesantren adalah salah satu bentuk cinta terbesar orang tua. Ini bukan hanya tentang memberikan ilmu dunia, tetapi tentang membekali mereka dengan ilmu agama dan adab sebagai pondasi hidup.
Meski rindu terasa menyiksa, ingatlah bahwa setiap langkah kecil anak kita menuju majelis ilmu adalah langkah besar bagi kita sebagai orang tua menuju ridha Allah.
Mengantarkan anak ke tempat belajar adalah perjalanan panjang yang membutuhkan keikhlasan dan kesabaran. Orang tua yang melepas anaknya untuk menuntut ilmu tidak sedang kehilangan mereka, tetapi sedang menanam benih kebaikan yang kelak akan tumbuh menjadi pohon amal shalih yang berbuah pahala dan doa-doa.
Tidak ada pengorbanan yang sia-sia di jalan ini, sebab setiap tetes air mata, setiap rindu yang tertahan, akan Allah balas dengan kebahagiaan saat melihat anak menjadi insan yang shalih, santun, dan berilmu.
Tarbiyatul aulad adalah amanah besar yang Allah titipkan kepada kita. Anak-anak bagaikan kertas putih, dan kita, sebagai orang tua, memiliki peran penting dalam melukis warna pada hidup mereka.
Warisan terbaik bukanlah harta atau kedudukan, tetapi ilmu agama dan akhlak mulia yang akan menjadi cahaya dalam hidup mereka, dunia dan akhirat.
Didiklah mereka dengan cinta dan doa, karena anak yang mencintai Al-Qur’an dan memiliki adab mulia adalah penyejuk mata dan penolong kita di akhirat kelak.
Percayalah, ketika kita mendidik anak dengan ilmu dan akhlak, kita sedang membangun warisan yang tak lekang oleh waktu. Biarkan mereka berjuang jauh dari pelukan kita, karena sejatinya mereka tidak sedang kita tinggalkan, tetapi kita titipkan di tangan Allah, sebaik-baik penjaga.
Pendidikan adalah tanda cinta, pengorbanan adalah bukti keikhlasan, dan sabar adalah jembatan menuju keberkahan.
Pada akhirnya, doa tulus kita akan menyertai setiap langkah kecil mereka menuju kesuksesan hakiki—menjadi insan yang membawa manfaat bagi dunia dan kemuliaan untuk akhirat.”
https://t.me/atsarmedia/1362
➖➖➖➖➖
PONDOK MASA DEPAN KAMI
Untuk kita yang jujur ingin mengerti kebaikan yang didapatkan dari kehidupan di Pondok Pesantren Ahlussunnah, buka mata hati kita, luaskan pikiran kita dan jujurlah kepada dirimu sendiri.
Untukmu yang akan kembali ke Pondok.
Ini hanya sekeping cerita tentang kami, yaitu saya dan yang selangkah, senafas, dan seperjuangan. Mungkin berbeda cerita dengan kalian, yaitu kamu dan yang sama cara memandangnya denganmu.
Sebuah tulisan dari Al Ustadz Abu Nashim Mukhtar حفظه الله تعالى
https://telegra.ph/PONDOK-MASA-DEPAN-KAMI-04-25
Wahai, Santri-santriwati, di Pondok, selamat berjuang menjadi insan bermoral, berakhlak, dan berintegritas!
Pondok adalah ladang untuk menabur benih-benih kebaikan. Di Pondok, terbuka kesempatan menyemai amalan saleh. Dan di Pondok lah, kita menebar bibit-bibit kebajikan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk santri. Siapapun hendaknya terpanggil.
Konsekuensi di dunia adalah bagaimana bertahan hidup. Dengan bekerja, kita makan minum dan memenuhi kebutuhan lainnya. Namun, jangan lupakan akhiratmu! Di Pondok lah kita membentangkan jembatan menuju surga
Diposting ulang oleh:
https://t.me/galerisendangmulyo