Al allamah ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
Sesungguhnya lisan tidak akan pernah diam sama sekali, bisa jadi berupa lisan yang berdzikir dan bisa jadi berupa lisan yang lalai, dan mesti salah satu dari keduanya .
Maka dialah jiwa, jika engkau tidak menyibukkannya dengan kebaikan maka dia akan menyibukkanmu dengan kebatilan
Maka dialah hati, jika tidak dihuni oleh kecintaan kepada Allah ‘azza wa jalla, maka akan dihuni oleh kecintaan kepada makhluk dan itu pasti.
Dan dialah lisan, jika engkau tidak menyibukkannya dengan dzikir maka dia akan menyibukkanmu dengan ucapan sia-sia dan apa yang menjadi dosa bagimu dan itu pasti.
Maka pilihlah untuk jiwamu salah satu dari dua pilihan ini dan tempatkanlah jiwamu pada salah satu dari dua kedudukan ini.
Al wabilush shayyib, hal: 1/111
Sumber : @salafy_cirebon
PENJARAKAN SAJA
Tidak akan istiqamah perjalanan dan pencarian seseorang terhadap akhirat, kecuali dengan memenjarakan dua hal.
1️⃣ Yang pertama memenjarakan kalbunya agar selalu terkondisi menjaga niat untuk Allah dan tetap bersabar dalam pencariannya tersebut. Yaitu menjaga kalbu agar tidak berpaling kepada selain-Nya.
2️⃣ Yang kedua, memenjarakan lisan dari berbagai hal yang tidak bermanfaat. Memenjarakannya agar selalu berzikir kepada Allah, serta segala yang bisa menambah keimanannya kepada Allah. Kemudian memenjarakan pula anggota tubuh yang lainnya dari berbagai syahwat dan maksiat, untuk dipaksa dalam mewujudkan ibadah dengan berbagai jenisnya.
⛓ Ia tidak boleh melepaskannya dari penjara ini sampai bertemu dengan Allah. Saat itulah ia bisa lepas dari penjara, bebas menyambut alam kebebasan yang terindah; surga-Nya.
Siapa yang tidak bersabar terhadap dua penjara ini, melarikan diri darinya, melampiaskan nafsu dan syahwatnya, maka pasti ia akan mendapatkan penjara terburuk yang paling mengerikan ketika keluar dari dunia; neraka.
Karena, siapa saja yang keluar dari dunia hanya ada kemungkinan; selamat dari penjara yang sebenarnya, atau mendapat kebebasan yang hakiki. Wabillahittaufik. Allahu a’lam.
Diambil dari buku Renungan Penggugah Iman halaman 76.
Sumber : https://t.me/majalahtashfiyah/759